"KREASI MANDIRI" Ngobrol Bareng Pak RT,....
Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang besar. Banyak peluang bisa diperoleh justru dari sesuatu yang nampak sepele. Misalnya, beternak ikan lele. Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis. Padahal, keuntungan yang dijanjikan cukup besar. Gerai supermarket hingga warung tenda di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara rutin.
Prospek cerah usaha lele tidak disia-siakan oleh M.Indra.Giri, (Ex anggota salah satu Genk Motor Ternama di Indonesia). Bersama pamannya Uum Mulyana beserta kerabatnya Suwandy, Rida, Sandriana,Toto,Oos, dan Irwan merekapun memulai bisnis ini.
Keterbatasan modal, tak melunturkan semangat mereka. ,berbagai sumber informasi mereka cari dari mulai pembuatan kolam,penanaman bibit,cara penanaman,hingga pakan. Tidak hanya sampai disitu saja Indra,Rida,Toto,Suwandi,Sandri,Oos,Irwan.dan Uum mengajak rekan-rekan yang lainnya untuk berkerjasama membangun satu kelompok tani.kesempatan untuk mengajukan proposal kewirausahaan mengenai ternak Lele Sangkuriang di lahan sempit dengan pengelolaan limbah organic pun dibuat untuk penambahan modal usaha kelompok. Karena dinilai konsep yang dibuat baik dan usaha yang ingin dirintis adalah usaha produktif, masyarakat sekitar juga tidak mau tertinggal untuk masuk keanggotaan kelompok tani tersebut..
Kenapa Lele Sangkuriang yang diternak?? Indra pun menjawab, “Lele Sangkuriang selain proses pembesaran lebih cepat dibandingkan dengan lele yang lain, pakannyapun juga lebih mudah bisa menggunakan limbah peternakan, limbah pemindangan, dan limbah pabrik roti dengan harga murah, sehingga biaya pemberian pakan dapat berkurang dan menghasilkan keuntungan yang besar,” paparnya.
Ternak lele, lanjut Rida, tidak membutuhkan banyak oksigen seperti ikan Gurame. Airnya pun tidak harus pada air yang mengalir. Kolam lele tidak harus menggunakan tanah yang digali tetapi dapat menggunakan terpal berukuran 2x3 yang pada tiap sisinya diikatkan pada tiang dengan kedalaman satu setengah meter. “Bagi yang ingin berbisnis lele dan tidak memiliki lahan yang memadai, tidak perlu khawatir, cara ini dapat dilakukan, sayapun juga menggunakan cara seperti ini,” tutur Rida menyarankan.
Awalnya, Rida dan toto yang telah terlebih dahulu mempunyai kolam dan memelihara bibit lele merasa kesulitan berternak Lele Sangkuriang. Dari 1000 bibit yang dibeli hampir semuanya mati dalam waktu singkat. Padahal telah banyak referensi buku dan artikel yang ia baca dari buku ataupun internet tentang cara berternak lele.
“Buku itu menganjurkan, bibit yang telah dibeli, dituangkan dalam kolam yang sudah berisi air. Lalu saya praktikan, ternyata semua lele yang saya beli banyak yang mati. Dari situ saya menyimpulkan ternyata teori dengan praktiknya berbeda,” tutur mereka sambil menikmati secangkir kopi.
Rida dan Toto mengakui, karena belum mengetahui lebih detail cara berternak lele, menjadi penyebab matinya bibit lele yang telah mereka beli. “Bibit yang kami belipun belum layak dijadikan bibit karena ukurannya hanya sekitar 3-4 cm. Seharusnya bibit yang layak ukurannya sekitar 4-6 cm. Ini berpengaruh terhadap daya tahan tubuh lele. Makanan yang kami beripun pada waktu itu pelet. Dari makanannya saja sudah salah, bagaimana lele mau bertahan hidup,” aku Rida.
Tidak berhenti sampai disitu saja Rida dan team nya terus mencari informasi tentang cara pemeliharaan,pemilihan bibit dan pemberian pakan yang baik.”Beruntung,kami dipertemukan dengan orang – orang yang sudah lebih berpengalaman dibidang budidaya Lele Sangkuriang” ,Satu kegagalan menuju sejuta kesuksesan,tambahnya.(hoaaaii..zzzzzz)
>
HEMAT BIAYA PAKAN
Pakan ikan buatan pabrik memang praktis dan cukup baik untuk pertumbuhan ikan, namun harga pelet ikan yang cukup tinggi cukup memberatkan para petani ikan. Harga Pelet ikan saat ini berkisar pada harga 7 ribu rupiah per kilogram, sedangkan harga ikan Nila, Lele dan Bawal dari petani biasanya dibeli seharga 9500 rupiah, di beberapa daerah mungkin bisa sampai 12000 rupiah per kilogram .Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi petani ikan, belum lagi permasalahan penyakit ikan, sewa lahan dan lain-lain.,,,ahh ribeeeetttttt....
Mahalnya harga pakan ikan dipasaran membuat kami kewalahan,maka dari itu kami mencoba pakan alternatif hasil pemanfaatan dari alam untuk menjaga ikan-ikan kami tidak mati kelaparan.seperti:
1.keong racun (sinta dan jojo)
2.cacing sutra
3.daun kecubung sakti
4.daun pepaya
5.cacing kalung berlian
6.keong emas 24k
7.dll.(asal jangan kasih sendal jepit)
9.......hemat..hemat..hemat..hemmaaaaat..hebaaaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar